Sabtu, 05 April 2014

PENETAPAN pH PADA PUPUK UREA, TSP, DAN ZA

Nama                          : FITRIYANSARI NUR
NIS                              : 114652
Kelas/Kelompok       : 3C / C1.3

Tanggal mulai            : 27 Januari 2014

Tanggal selesai         : 27 Januari 2014

Judul penetapan       : Penetapan pH pada pupuk Urea,TSP dan ZA

Tujuan penetapan     : Untuk mengetahui pH pada pupuk Urea,TSP dan ZA

Dasar Prinsip          : Konsentrasi ion [H+] dalam suatu larutan encer umumnya sangat rendah   tetapi sangat menentukan sifat-sifat dari larutan,terutama larutan dalam air

Landasan teori         :


Pengertian PH

pH adalah derajat keasaman yang digunakan untuk menyatakan tingkat keasaman atau kebasaan yang dimiliki oleh suatu larutan. Ia didefinisikan sebagai kologaritma aktivitas ion hidrogen (H+) yang terlarut. Koefisien aktivitas ion hidrogen tidak dapat diukur secara eksperimental, sehingga nilainya didasarkan pada perhitungan teoritis. Skala pH bukanlah skala absolut. Ia bersifat relatif terhadap sekumpulan larutan standar yang pH-nya ditentukan berdasarkan persetujuan internasional.
Konsep pH pertama kali diperkenalkan oleh kimiawan denmark  pada tahun Soren Peder Lauritz Sørensen 1909. Tidaklah diketahui dengan pasti makna singkatan "p" pada "pH". Beberapa rujukan mengisyaratkan bahwa p berasal dari singkatan untuk powerp (pangkat), yang lainnya merujuk kata bahasa Jerman Potenz (yang juga berarti pangkat), dan ada pula yang merujuk pada kata potential. Jens Norby mempublikasikan sebuah karya ilmiah pada tahun 2000 yang berargumen bahwa p adalah sebuah tetapan yang berarti "logaritma negatif".
Air murni bersifat netral, dengan pH-nya pada suhu 25 °C ditetapkan sebagai 7,0. Larutan dengan pH kurang daripada tujuh disebut bersifat asam, dan larutan dengan pH lebih daripada tujuh dikatakan bersifat basa atau alkali. Pengukuran pH sangatlah penting dalam bidang yang terkait dengan kehidupan atau industri pengolahan kimia seperti kimia, biologi, kedokteran, pertanian, ilmu pangan, rekayasa (keteknikan), dan oseanografi. Tentu saja bidang-bidang sains dan teknologi lainnya juga memakai meskipun dalam frekuensi yang lebih rendah.

Pupuk Tunggal Sintetis
Seperti namanya pupuk kimia adalah pupuk yang dibuat secara kimia atau juga sering disebut dengan pupuk buatan. Pupuk kimia bisa dibedakan menjadi pupuk kimia tunggal dan pupuk kimia majemuk. Pupuk kimia tunggal hanya memiliki satu macam hara, sedangkan pupuk kimia majemuk memiliki kandungan hara lengkap. Pupuk kimia yang sering digunakan antara lain Urea dan ZA untuk hara N; pupuk TSP, DSP, dan SP-26 untuk hara P, Kcl atau MOP untuk hara K.
 
Kelebihan nya :

  • Mudah didapat dan harga lebih murah
  • Kepastian dosis bisa lebih tepat sesuai rekomendasi yang dibutuhkan
  • Kelarutan dalam tanah sangat cepat dan cepat diserap tanaman.
Kelemahannya

  • Pupuk secara kelarutan cepat sehingga tingkat lossis ataupun kehilangan pupuk sangat tinggi contohnya tercuci, menguap (urea). Kondisi ini dipengaruhi terhadap applikasi pemberian pupuk (4 T) tepat waktu, tepat cara, tepat dosis dan tepat tempat. Sehingga kehilanggan dapat diperkecil.
  • Pupuk tunggal juga dapat memperburuk sifat tanah seperti menimbulkan pengerasan ataupun peningkatan atom H dalam tanah (tetapi ini bisa dianulir dengan applikasi lain seperti tanam kacangan ataupun pemakaian organik suplement.


Jenis-Jenis Pupuk dan Spesifikasinya

 1. PUPUK UREA Spesifikasi • Kadar air maksimal 0,50% • Kadar Biuret maksimal 1% • Kadar Nitrogen minimal 46% • Bentuk butiran tidak berdebu • Warna putih Sifat Pupuk Urea • Higroskopis • Mudah larut dalam air Manfaat unsur hara Nitrogen yang dikandung pupuk Urea • Membuat bagian tanaman lebih hijau dan segar • Mempercepat pertumbuhan • Menambah kandungan protein hasil panen Gejala kekurangan unsur hara Nitrogen pada tanaman • Seluruh tanaman berwarna pucat kekuningan • Pertumbuhan tanaman lambat dan kerdil • Daun tua berwarna kekuningan . Pada tanaman padi dimulai dari ujung daun menjalar ke tulang daun • Pertumbuhan buah tidak sempurna seringkali masak sebelum waktunya • Jika dalam keadaan kekurangan yang parah daun menjadi kering dimulai dari bagian bawah tanaman terus ke bagian atas tanaman
2. PUPUK ZA Spesifikasi • Nitrogen 21% • Belerang 24% • Kadar air maksimal 1% • kadar Asam Bebas sebagai H2SO4 maksimal 0,1% • Bentuk kristal • Warna putih Sifat dan keunggulan pupuk ZA • Tidak higroskopis • Mudah larut dalam air • Digunakan sebagai pupuk dasar dan susulan • Senyawa kimianya stabil sehingga tahan disimpan dalam waktu lama • Dapat dicampur dengan pupuk lain • Aman digunakan untuk semua jenis tanaman • Meningkatkan produksi dan kualitas panen • Menambah daya tahan tanaman terhadap gangguan hama, penyakit dan kekeringan • Memperbaiki rasa dan warna hasil panen Gejala kekurangan unsur hara Belerang pada tanaman • Produksi protein tanaman menurun, pertumbuhan sel tanaman kurang aktif • Terjadi penimbunan amida bebas dan asam amino sampai batas yang berbahaya bagi tanaman • Terjadi kerusakan aktivitas fisiologis dan mudah terserang hama penyakit • Produksi butir daun hijau menurun, proses asimilasi dan sintesis karbohidrat terlambat, tanaman mengalami klorosis/kekuningan dan hasil panen rendah.


Alat  : 
           Tabung reaksi
            
            Spatula
              

bahan :

           Pupuk Urea

           Pupuk TSP

           Pupuk  ZA

           Aquadest

           Kertas pH 


Cara Kerja :

-Contoh pupuk dimasukkan ke dalam tabung reaksi

-Dilarutkan dengan air dengan perbandingan contoh dan air ( 1: 10) 

-pH larutan/suspensi diperiksa dengan kertas pH atau pH meter


Pengamatan : 

pH pupuk Urea   : 7

pH pupuk TSP    : 3

pH pupuk ZA       : 7

   

Kesimpulan :
               
          Dari hasil pengamatan dapat disimpulkan bahwa pH pada pupuk Urea : 7, TSP : 3  dan ZA  : 7



Daftar Pustaka :

http://id.wikipedia.org/wiki/PH
http://membangunkebunkelapasawit.webs.com/pemupukan.htm

PENETAPAN KADAR AMONIA BEBAS PADA PUPUK UREA

Nama                           : FITRIYANSARI NUR

NIS                               : 114652

Kelas / Kelompok       : 3C / C1.3

Tanggal mulai             :  27  Januari  2014

Tanggal selesai           :  27  Januari  2014

Judul Penetapan        : Kadar amonia bebas pada pupuk urea 

Tujuan Penetapan     : Untuk mengetahui kadar amonia bebas pada pupuk urea

Dasar prinsip              : Sampel dianalisa dengan metode volumetri dimana larutan sampel dititar dengan larutan standar asam ( HCl )


Landasan teori :



   A.     Nama Lain:
1.                        Ammonia Gas
2.                        Anhydrous Ammonia
3.                        Liquid Ammonia
4.                        Nitro-Sil
                                                                        Berat Molekul : 17.03
   B.    Sumber Amoniak
Amonia adalah bahan kimia dengan formula kimia NH3. Molekul amonia mempunyai bentuk segi tiga. Amonia terdapat di atmosfer dalam kuantiti yang kecil akibat pereputan bahan organik. Amonia juga dijumpai di dalam tanah, dan di tempat berdekatan dengan gunung berapi. Oleh karena itu, pada suhu dan tekanan piawai, amonia adalah gas yang tidak mempunyai warna (lutsinar) dan lebih ringan dari pada udara (0.589 ketumpatan udara). Titik leburnya ialah -75 °C dan titik didihnya ialah -33.7 °C. 10% larutan amonia dalam air mempunyai pH 12. Amonia dalam bentuk cair mempunyai muatan yang sangat tinggi. Amonia cair terkenal dengan sifat keterlarutannya. Ia boleh melarutkan logam alkali dengan mudah untuk membentuk larutan yang berwarna dan mengalirkan elektrik dengan baik. Amonia dapat larut dalam air. Larutan amonia dengan air mempunyai sedikit amonium hidroksida (NH4OH). 100 dm3 amoniapun dapat berpadu dengan 100 cm3 air. Amonia tidak menyokong pembakaran, dan tidak akan terbakar kecuali dicampur dengan oksigen, di mana amonia terbakar dengan nyalaan hijau kekuningan muda. Amonia dapat meletup jika dicampur dengan udara. Amonia diperoleh dengan cara menyulingkan tumbuhan dan hewan yang mengandung nitrogen. Atau dengan mereaksikan garam-garam amonium dengan hidroksida alkali.Amonium juga diperoleh dengan mereaksikan magnesium nitrit (Mg3N2) dengan air.
Mg3N2(S) + 6H2O(l)         ——>       3Mg(OH)2(s)+2NH3
Amonia (NH3) dan garam-garamnya bersifat mudah larut dalam air. Sumber amonia di perairan adalah pemecahan nitrogen organik (protein dan urea) dan nitrogen anorganik yang terdapat di dalam tanah dan air, yang berasal dari dekomposisi bahan organic oleh mikroba dan jamur (amonifikasi). Sumber amonia adalah reduksi gas nitrogen yang berasal dari proses difusi udara atmosfer, limbah industri dan domestik. Amonia yang terdapat dalam mineral masuk ke badan air melalui erosi tanah. Selain terdapat dalam bentuk gas, amonia membentuk senyawa kompleks dengan beberapa ion-ion logam. Amonia juga dapat terserap kedalam bahan-bahan tersuspensi dan koloid sehingga mengendap di dasar perairan. Amonia di perairan dapat menghilang melalui proses volatilisasi karena tekanan parsial amonia dalam larutan meningkat dengan semakin meningkatnya pH. Ikan tidak bisa bertoleransi terhadap kadar amonia bebas yang terlalu tinggi karena dapat mengganggu proses pengikatan oksigen oleh darah dan pada akhirnya dapat meningkatkan sifokasi. Pada budidaya intensif, yang padat penebaran tinggi dan pemberian pakan sangat intensif, penimbunan limbah kotoran terjadi sangat cepat.
Gas amonia juga merupakan salah satu gas pencemar udara yang dihasilkan dari penguraian senyawa organik oleh mikroorganisme seperti dalam proses pembuatan kompos, dalam industri peternakan, dan pengolahan sampah kota. Amonia (gas) itu terdiri dari hidrogen dan nitrogen yang biasanya perbandingan molarnya 3:1, ada metan, argon, dan CO2. Amonia disintesis dengan reaksi reversibel antara hidrogen dengan nitrogen.
Seperti halnya reaksi revesibel lain, reaksi pembentukan amonia juga menghabiskan tenaga dan pikiran untuk mengatur reaksi dengan jumlah amonia pada kestimbngn pada berbagai macam temperatur dan tekanan. Yang pasti berhubungan dengan konstanta kesetimbangan reaksinya. Kp (konstanta kesetimbangan) tersebut tidak hanya bergantung pada temperatur dan tekanannya, tapi juga perbandingan komposisi nitrogen dan hidrogen. Sumber nitrogen itu biasanya udara. Dan sumber hidrogen biasanya di dapat dari berbagai jenis bahan mentah seperti air, hidrokarbon ringan atau berat, hasil dari pemurnian minyak mentah, gas alam, maupun kombinasi dari bahan-bahan itu yang memiliki kandungan hidrogennya. Amonia juga dapat berasal dari sumber antrophogenik (akibat aktifitas manusia) seperti industri pupuk urea, industri asam nitrat dan dari kilang minyak (Dwipayani, 2001).
  C.     Keberadaannya di Perairan
            Amonia (NH3) pada suatu perairan berasal dari urin dan feses yang dihasilkan oleh ikan. Kandungan amonia ada dalam jumlah yang relatif kecil jika dalam perairan kandungan oksigen terlarut tinggi. Sehingga kandungan amonia dalam perairan bertambah seiring dengan bertambahnya kedalaman. Pada dasar perairan kemungkinan terdapat amonia dalam jumlah yang lebih banyak dibanding perairan di bagian atasnya karena oksigen terlarut pada bagian dasar relatif lebih kecil (Welch, 1952 dalam Setiawan, 2006). Menurut Jenie dan Rahayu (1993) dalam Marlina (2004), konsentrasi amonia yang tinggi pada permukaan air akan menyebabkan kematian ikan yang terdapat pada perairan tersebut. Toksisitas amonia dipengaruhi oleh pH yang ditunjukkan dengan kondisi pH rendah akan bersifat racun jika jumlah amonia banyak, sedangkan dengan kondisi pH tinggi hanya dengan jumlah amonia yang sedikit akan bersifat racun juga. Selain itu, pada saat kandungan oksigen terlarut tinggi, amonia yang ada dalam jumlah yang relatif kecil sehingga amonia bertambah seiring dengan bertambahnya kedalaman (Welch, 1952 dalam Setiawan, 2006). Kadar amonia pada perairan alami biasanya kurang dari 0,1 mg/liter. Kadar amonia bebas yang tidak terionisasi pada perairan tawar sebaiknya tidak lebih dari 0,2 mg/liter. Jika kadar amonia bebas lebih dari 0,2 mg/liter, perairan bersifat toksik bagi beberapa jenis ikan. Kadar amonia yang tinggi dapat merupakan indikasi adanya pencemaran bahan organik yang berasal dari limbah domestik, industri, dan limpasan pupuk pertanian. Kadar amonia yang tinggi juga dapat ditemukan pada dasar danau yang mengalami kondisi tanpa oksigen atau anoxic (Effendi, 2003). Menurut Boyd (1990), amonia dapat meningkatkan kebutuhan oksigen pada insang dan jaringan tubuh yang mengalami kerusakan, dan menurunkan kemampuan darah dalam membawa oksigen. Dalam kondisi kronik, peningkatan amonia dapat menyebabkan timbulnya penyakit dan penurunan pertumbuhan. Pescod (1973) menyarankan agar kandungan amonia dalam suatu perairan tidak lebih dari 1 mg/l, yaitu agar kehidupan ikan menjadi normal.
  D.    Sifat-sifat Fisik
Adapun sifat-sifat fisik dari amoniak yaitu:
1.      Gas tidak berwarna
2.      berbau khas amoniak
3.      iritan
4.      mudah larut dalam air.
5.      Ambang bau : 0.32 – 46.8 ppm
6.      Titik leleh : -77.7 oC
7.      Titik didih : -33.4 oC
8.      Tekanan Uap : 400 mmHg (-45,4 oC)
9.      Kelarutan dalam air : 31 g/100g (25 oC)
10.  Berat jenis : 0.682 (-33,4 oC)
11.  pH (1,0 N larutan) : 11.6
12.  kelarutan : etanol 10% (25oC); methanol 16% (25oC)
13.  Berat jenis uap : 0.6 (udara=1)
14.  Suhu kritis : 133 oC
  E.     Manfaat
Adapun manfaat dari ammoniak yaitu:
1.      Untuk pembuatan pupuk, terutama urea dan ZA (Zwavelzur amonium = amonium sulfat)
NH3(g) + CO2(g)                        CO(NH2)2(aq) + panas
NH3(g) + H2SO4                       (NH4)2SO4(aq)
Pembuatan pupuk dengan cara Haber-Bosch yaitu dengan cara ammonia dibuat dalam skala besar dari nitrogen yang diperoleh dari udara, ditambah hydrogen (sebagian besar diproduksi dari metana yang terjadi secara alami) yang menjadi campuran nitrogen dan hydgrogen bertekanan tinggi. Kemudian didaur ulang sehingga amoniak terbentuk dan dibiarkan hingga terjadi proses pengembunan sehingga terbentuk amoniak cair (NH3) yang siap dipindahkan untuk diolah menjadi pupuk. Namun sebelum amoniak diproduksi melalui proses Haber-Bosch, sumber utama senyawa nitrogen untuk industry adalah mineral yang harus ditambang dan diangkat sejauh ribuan kilometer.
Untuk membuat senyawa nitrogen yang lain, seperti asam nitrat, amonium klorida, amonium nitrat.
NH3(g) + 5 O2(g)                        4 NO(g) + 6 H2O(g)
NH3(g) + HCl(aq)                       NH4Cl(aq)
NH3(g) + HNO3(aq)                    NH4NO3(aq)
2.      Untuk membuat hidrazin.
NH3(g) +     NaOCl(aq)              N2H4(l) + NaCl(s) + H2O(l)
Hidrazin merupakan salah satu senyawa nitrogen yang digunakan sebagai bahan bakar roket.
3.      Dalam pabrik es, amonia cair digunakan sebagai pendingin (refrigerant) karena amonia cair mudah menguap dan akan menyerap panas sehingga menimbulkan efek pembekuan.
4.      Sebagai bahan peledak
5.      Bahan pembuatan baterai
6.      Campuran dalam produk cat rambut dan obat pelurusan rambut.



Alat  :

              Erlenmeyer
              Spatula 
              Neraca
              Pipet tetes 
              Buret
              Statif

Bahan :

             Pupuk urea
             Aquadest 
             Indikator MM : Mb ( 1:1)
             HCl 0.02 M

Cara Kerja :

-Ditimbang 10 gram contoh ke dalam erlenmeyer

-Dibubuhi air,dilarutkan 25 ml lalu dihomogenkan

-Dibubuhi indikator MM : Mb ( 1 : 1 )

-Dititar dengan HCl 0,02 M sampai titik akhir (hijau-biru)

Pengamatan :

Bobot sample     : 10.0158 g 

Normalitas HCl  :  0.02  N

Volume penitar   :  6.50 ml

Perhitungan :

Kadar NH3  = V HCl  x  N HCl  x Bst NH3  x 100 %
                                          mg contoh
    
                     = 6.50 ml x 0,02 meq/ml x 17 mg/meq  x 100 %
                                                10015.8 mg

                     =    2.2100     x 100 %
                                 10015.8
                    
                     = 0.02 %

Kesimpulan : 
           
                       Dari hasil pengamatan dan perhitungan dapat disimpulkan bahwa kadar amonia bebas pada pupuk urea adalah 0.02 %


Daftar pustaka :



PENETAPAN UJI BIURET PADA PUPUK UREA

Nama                         : FITRIYANSARI NUR

NIS                            : 114652

Kelas/Kelompok     : 3C / C1.3

Tanggal mulai         : 27 Januari 2014

Tanggal selesai       : 27 Januari 2014 

Judul penetapan     : Uji  biuret pada pupuk Urea 

Tujuan penetapan  :Untuk mengetahui pada pupuk urea positif atau tidak berwarna lembayung

Dasar prinsip          : 2 molekul Urea pada suhu tinggi bergabung atau berpolimerisasi membentuk senyawa biuret. Keberadaannya dapat diketahui dari reaksi biuret dengan garam tembaga kompleks membentuk kompleks yang berwarna lembayung.

Reaksi                    :
2CO(NH2)2. . . . .NH2CONHCONH2 + NH3
CuSO4 + 2NaOH. . . . .Cu(OH)2 + Na2SO4
2NH2CONHCONH2 + Cu(OH)2. . . . .[Cu(NH2CONHCONH2)2] (OH)2


Landasan teori :

Uji Biuret

Uji biuret digunakan untuk menunjukkan adanya ikatan peptida dalam suatu zat yang diuji. Adanya ikatan peptida mengindikasikan adanya protein, karena asam amino berikatan dengan asam amino yang lain melalui ikatan peptida membentuk protein. Ikatan peptida merupakan ikatan yang terbentuk ketika atom karbon dari gugus karboksil suatu molekul berikatan dengan atom nitrogen dari gugus amina molekul lain. Reaksi tersebut melepaskan molekul air sehingga disebut reaksi kondensasi.











Gambar di atas menunjukkan adanya dua molekul asam amino yang berikatan dengan ikatan peptida dan membentuk molekul protein. Ikatan peptida tersebut yang akan bereaksi dengan reagen biuret menghasilkan perubahan warna. Reaksi positif uji biuret ditunjukkan dengan munculnya warna ungu atau merah muda akibat adanya persenyawaan antara Cu++ dari reagen biuret dengan NH dari ikatan peptida dan O dari air. Semakin panjang ikatan peptida (banyak asam amino yang berikatan) akan memunculkan warna ungu, semakin pendek ikatan peptida (sedikit asam amino yang berikatan) akan memunculkan warna merah muda.



Urea adalah senyawa organik yang tersusun dari unsur karbon, hidrogen, oksigen dan nitrogen dengan rumus CON2H4 atau (NH2)2CO. Urea juga dikenal dengan nama carbamide yang terutama digunakan di kawasan Eropa. Nama lain yang juga sering dipakai adalah carbamide resin, isourea, carbonyl diamide dan carbonyldiamine. Senyawa ini adalah senyawa organik sintesis pertama yang berhasil dibuat dari senyawa organik, yang akhirnya meruntuhkan konsep vitalisme.


Penemuan

Urea ditemukan pertama kali oleh Hilarrie loure pada tahun 1773. Senyawa ini merupakan senyawa organik pertama yang berhasil disintesis dari senyawa anorganik.

Biosintesis

Urea terbentuk melalui proses oksidasi yang terjadi pada hati. Eritrosit atau sel darah merah yang sudah rusak (120 hari) dirombak menjadi 'haemo' dan'globin'. Selanjutnya 'haemo' akan diubah menjadi zat warna empedu yaitu bilirubin dan urobilin yang mengandung urea dan amonia yang akan keluar bersama urin dan feses.

Pupuk urea

Sekitar 90% urea industri digunakan sebagai pupuk kimia. Urea dalam bentuk butiran curah (prill) digunakan dalam pertanian sebagai pupuk kimia pemasok unsur nitrogen. Ditanah, urea akan terhidrolisis dan melepaskan ion amonium. Kandungan N pada urea adalah 46%, tetapi yang tergunakan oleh tanaman biasanya separuhnya.
Karena penting dalam pembangunan pertanian, pupuk urea seringkali disubsidi oleh pemerintah suatu negara, termasuk Indonesia. Di pasaran Indonesia, pupuk urea dipasarkan dalam dua bentuk: bersubsidi (berwarna merah muda, digunakan untuk bantuan pembangunan) dan tidak bersubsidi (berwarna putih, untuk dipasarkan secara komersial).
Pupuk urea dihasilkan sebagai produk samping pengolahan gas alam atau pembakaran batu bara. Karbon dioksida yang dihasilkan dari kegiatan industri tersebut lalu dicampur dengan amonia melalui proses Bosch-Meiser. Dalam suhu rendah, amonia cair dicampur dengan es kering (karbondioksida) menghasilkan amonium karbamat. Selanjutnya, amonium karbamat dicampur dengan air ditambah energi untuk menghasilkan urea dan air.


PUPUK UREA
 Spesifikasi • Kadar air maksimal 0,50% • Kadar Biuret maksimal 1% • Kadar Nitrogen minimal 46% • Bentuk butiran tidak berdebu • Warna putih Sifat Pupuk Urea • Higroskopis • Mudah larut dalam air Manfaat unsur hara Nitrogen yang dikandung pupuk Urea • Membuat bagian tanaman lebih hijau dan segar • Mempercepat pertumbuhan • Menambah kandungan protein hasil panen Gejala kekurangan unsur hara Nitrogen pada tanaman • Seluruh tanaman berwarna pucat kekuningan • Pertumbuhan tanaman lambat dan kerdil • Daun tua berwarna kekuningan . Pada tanaman padi dimulai dari ujung daun menjalar ke tulang daun • Pertumbuhan buah tidak sempurna seringkali masak sebelum waktunya • Jika dalam keadaan kekurangan yang parah daun menjadi kering dimulai dari bagian bawah tanaman terus ke bagian atas tanaman



Alat    :  
         
            Tabung reaksi 
            
            spatula

            Pipet tetes 

Bahan :
           
            Pupuk Urea 
            
            Aquadest
 
             NaOH 10%
           
             CuSO4

Cara kerja :

-Tabung reaksi diisi seujung sendok pupuk urea

-Dilarutkan dengan aquadest 5-10 ml 

-Ditetesi NaOH 10% 5 tetes dan 2 tetes CuSO4

-Jika warna lembayung (+) 

Pengamatan :

                Pada contoh pupuk urea negatif (biru)

Kesimpulan : 

                  Dari hasil pengamatan dapat disimpulkan bahwa pada uji biuret dengan pupuk urea negatif (biru)

 Daftar pustaka :
      http://pendidikan-bio.blogspot.com/2013/11/uji-biuret.html

        http://webmineral.com/data/Urea.shtml

http://yadizhe.wordpress.com/2012/07/08/jenis-jenis-pupuk-dan-spesifikasinya/